Perlahan terdengar ketukan dari pintu depan
Ah, siapa sih bertamu sepagi ini
Aku menggeliat di atas tempat tidurku
Setengah sadar dari sisa mimpi semalam
Kupaksakan badan ini bangun, melangkah ke arah pintu
Kuraih gagang di daun pintu itu, lalu kubuka perlahan,
Hah! Betapa terkejutnya aku
Seorang wanita berkharisma kuat berdiri di depanku
Di depan rumahku, tersenyum manis padaku
Dia Ibunda Khadijah, istri Rasulullah SAW.
Ya Allah...
Senyuman itu, pandangan mata teduh itu...
Owh,, kulihat diriku sendiri
Dengan segera kupamit dan mencari kain penutup kepala
Kusingkap lemariku, kudapati sepotong kain kusam
Kusambar kain itu dan kubalut rambut kusutku
Tak rapi benar memang, tapi yang penting rambut ini telah tertutup
Ibunda Khadijah tersenyum dan kupersilahkan masuk
Beliau masuk, kemudian duduk di ruang tamu
dan berencana menginap barang beberapa malam
*GUBRAK!!* Apa...!!! Yang benar saja...
Ku berlari menuju kamarku
Ku simpan semua majalah remaja yang tercecer berserakan di meja belajar
Kuganti dengan Al-Qur'an lusuh berdebu
Al-Quran lama yang pernah kubaca saat jaman SD dulu
Hathcshy!! Debu-debu yang membungkusnya membuatku bersin
Ah! Aku mungkin sudah agak lupa bagaimana membacanya
Kuberharap Ibunda Khadijah tak mengetes kajian ku. MALU!!
Satu persatu kulepas semua poster artis idolaku
“Idola, maaf ya... Selamat tinggal tampanku”,
“Aku akan rindu padamu sayang”
Aku berpamitan pada mereka bergantian, lalu kucium semua gambar itu
Semua poster manusia yang selama ini menemani istirahatku
Sudah berganti posisi dengan kaligrafi Islami yang kusam
Yang telah tersimpan lama di atas lemari bajuku
Aku tak boleh berlama-lama di sini, Ibunda Khadijah menungguku di ruang tamu
Kutemui wanita yang dermawan nan setia itu
Beliau menatapku lembut, owh.. mata itu
Beliau terlihat haus, sepertinya barusaja menempuh perjalanan jauh
Aku segera berlari ke dapur
TIDAK!!
Aku lupa! Minuman beralkohol itu belum kusimpan!
Dengan sigap ku buang botol-botol itu
Kuperiksa kulkasku, kupandangi mulai rak teratas
Fufh, untung masih ada air mineral,
Juga buah-buahan yang kubeli kemarin malam
Aku harus cepat ke ruang tamu lagi
Aku tak boleh membiarkan Ibunda Khadijah menungguku di ruang tamu
Yaa Allah..
Aku bingung, haruskah aku bergembira ataukah berduka
Aku bergembira dapat bertemu dengan Ibunda
Namun, di sisi lain aku berduka
Sampai kapankah Ibunda akan bersedia tinggal di sini?
Sampai kapan kemunafikkan ini mampu kututupi?
Ahk, hingga kapan aku harus bersandiwara seperti ini!
~o0o~ sembilanpustaka ~o0o~
0 komentar:
Post a Comment