Kepada "Pintu Surgaku"



Ummi...
Kini, karena aku menuntut ilmu di Kota Pahlawan
Terpaksalah aku harus rela berjauhan dengan Ummi

Ummi tercinta, maafkan aku...
telah banyak tindakan dan kata-kataku yang melukai perasaan Ummi
Ummi yang baik, maafkan aku ...
bila tak ada waktu lagi untuk belajar tafsir bersama Ummi,
mendengar keluh kesah Ummi saat memasak di dapur,
atau membantu Ummi mengambil air dari sumur

Ummi, ada bening menemaniku
saat teringat Ummi tertatih membaca Al Quran di dalam kamar
atau saat kupalingkan pandangan pada sosok berbalut mukena di salam penghujung sholat jamaah kita
atau saat melihatmu mengenakan busana muslim lengkap yang belum tentu dapat kulihat setiap hari

Bukannya aku cengeng Ummi...
tapi biarlah sesekali bening air mata ini
membasahai keringnya kerinduan dalam jiwa

Ummi, seiring dengan doa restumu
hanya secumbu kecupan di kening dan tanganmu saat aku meninggalkanmu
menuntut ilmu di Kota Pahlawan ini
saat kulihat sosok keteguhanmu di balik pandangan mata yang berkaca-kaca karena perpisahan

Yakinlah Ummi, perpisahan ini hanyalah sementara
dan hanya akan menambah manis dan wanginya kerinduan dalam jiwa

Ummi, keridhaanmu menjadi peneguh dalam perantauan ini
keikhlasanmu menguatkan kesabaran dalam perjuangan ini
dan untaian doa dalam isak tangismu menjadi penyejuk hati
di tengah samudera kehidupan yang keras ini

Ummi, kudambakan Ummi ada pada setiap titik pencapaian angan tertinggiku
seperti ketika dapat kulihat Ummi dengan bahagia memeluk dan mencium kening sosok bidadari yang kan kumintakan pada Ummi doa restu tuk meminangnya nanti
yang kusadari tak semudah itu menemukan bidadari itu, yang tiap malam selalu kupintakan pada akhir doa dan istikharahku
seperti ketika dapat kulihat Ummi dengan bahagia menimang dan menyentuh hidung mungil cucu Ummi setelah keluar dari ruang persalinan
yang kusadari aku kan segera belajar dari Ummi bagaimana aku harus mendidik, menjaga dan merawatnya sebagaimana Ummi mendidikku, menjagaku dan merawatku saat aku masih kecil dulu
dan seperti ketika dapat kulihat Ummi dalam balutan pakaian ihram saat memberangkatkan Ummi menunaikan rukun ISLAM yang kelima
yang kusadari...

Ummi, percayalah, takkan kubiarkan hari tuamu menyendiri di panti jompo
aku tahu Ummi... itu adalah kedurhakaan yang amat besar
Engkau adalah pintu surgaku di dunia ini
karena itu ALLAH melebihkanmu dalam birrul walidain daripada laki-laki

Ummi... memang jasamu tiada terbatas
walau kusucikan dirimu dengan banjiran keringat dan air mata

Ummi, jagalah ALLAH niscaya ALLAH akan senantiasa menjagamu.

***

Penulis : [RedaksiSembilan] ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Kepada "Pintu Surgaku" ini dipublish oleh [RedaksiSembilan] pada hari . Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Kepada "Pintu Surgaku"
 

0 komentar:

Post a Comment