Bukan karena tak ingin datang, tapi karena...



Suatu hari, Ibnu Hazm diundang menghadiri sebuah acara sosial. Acara ini bagus, bukan acara maksiat yang bertabur kemungkaran.

Di acara itu, konon hadir seorang gadis yang wajahnya elok rupawan. Perangainya pun indah menawan. Para lelaki, termasuk Ibnu Hazm, merasa senang bila berlama-lama dengannya.

***

Ibnu Hazm sangat bersemangat untuk menghadirinya. Tidak seperti biasanya, beliau segera bersiap-siap berangkat seusai bershalat Subuh.

Namun beliau tiba-tiba membatalkan niatnya. Beliau urung pergi. Beliau terdiam sejenak, sementara tangan beliau bergerak menulis merangkai syair-syair puisi.

Kala itu, beliau ditemani seorang sahabat karib beliau. “Ada apa denganmu? Apa yang kau tulis?” Ia bertanya kepada beliau.

Ibnu Hazm diam. Beliau menyelesaikan puisi yang beliau tulis, lalu beliau memberikannya kepadanya. Berikut sebagian dari puisi itu.


Wajahmu rupawan, semua orang bisa terlalaikan;
Dingin sikapmu, bisa bakar hasrat setiap orang;
Meski kau datang di sana, begitu dekat, tak berjarak pula,
Aku memilih diam di sini, tak hadir di mana kau berada;
Lezatnya hidangan, di acara itu, begitu pedas kurasa;
Luasnya tempat itu, bagiku terasa sempit luar biasa.


***

Akhirnya, Ibnu Hazm benar-benar batal menghadiri undangan itu. Padahal, sebelumnya, beliau sangat bersemangat. (Di Bawah Naungan Cinta, hlm. 265). Dengan demikian, supaya tidak terjerumus ke lembah dosa, Ibnu Hazm memilih menjaga jarak (”jauh di mata”) dengan sang gadis rupawan.

***

Penulis : [RedaksiSembilan] ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Bukan karena tak ingin datang, tapi karena... ini dipublish oleh [RedaksiSembilan] pada hari . Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Bukan karena tak ingin datang, tapi karena...
 

0 komentar:

Post a Comment