Seperti Apakah "Tahun Baru" Kalian?

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM... Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

(CATATAN : JANGAN DIBACA PADA SAAT ADZAN DI MESJID SEDANG BERKUMANDANG)

Salam Sejahtera...

Berbicara mengenai tahun baru Hijriah yang telah lewat beberapa hari yang lalu, saya jadi ingat dengan beberapa acara perayaan yang marak diadakan di berbagai daerah mulai dari pengajian Al Qur'an, renungan bersama, perlombaan busana muslim, parade ataupun arak-arakan kendaraan hingga berjalan kaki. Semua umat Islam bergembira menyambut datangnya 1 Muharram tahun ini.

Lalu bagaimana dengan tahun baru Masehi yang kebetulan berdekatan dengan tahun baru Hijriah? Perayaannya pun juga lebih luar biasa. Hampir seluruh manusia di muka bumi ini bergembira menyambut malam pergantian tahun ini. Berbagai macam kegiatan dilakukan mulai dari konvoi di jalan, meniup terompet, berkumpul di lapangan, menyalakan kembang api, konser musik dan masih banyak lagi. Tapi yang patut diperhatikan, KENAPA PERAYAAN MALAM TAHUN BARU MASEHI SELALU LEBIH RAMAI DIBANDING MALAM TAHUN BARU HIJRIAH???!. Apakah mungkin karena berkurangnya minat umat islam untuk merayakan tahun baru Islam? Atau tahun baru Masehi adalah salah satu moment yng tidak boleh dilewatkan begitu saja, malam khusus untuk bersenang-senang bergadang sampai pagi yang saya pribadi juga tidak tahu apa manfaat kegiatan tersebut. Atau untuk tujuan itukah setiap tanggal 1 Januari DILIBURKAN, agar pekerjaan yang seharusnya rutin dilakukan setiap hari tidak terganggu HANYA karena semalaman sebelumnya bergadang hingga pagi? WaLLAHU a'lam bishawab.

Mungkin akan ada beberapa yang bertanya-tanya, "Lalu apa bedanya tahun baru Hijriah dengan tahun baru Masehi???". Jawaban PASTI berdasarkan keilmuan alam adalah bila tahun Hijriah dihitung berdasarkan pergerakan Bulan sedangkan tahun Masehi dihitung berdasarkan pergerakan bumi mengitari matahari.

Saya pun juga sempat mengikuti malam pergantian tahun Masehi beberapa tahun yang lalu. Jujur saja waktu itu hanya ikut-ikutan karena ajakan teman-teman sekolah dulu. Tapi justru dari situlah saya mendapatkan pelajaran yag sangat berharga. Percaya atau tidak saat itu saya melihat banyak orang yang melewatkan tahun baru dengan perbuatan dosa (Naudzubillahi mindzalik). Seperti merusak motor dan telinganya sendiri dengan menggeber-geber ngegas sekenceng-kencengnya ditambah dengan knalpot yang diambil saringannya, bahkan tidak sedikit yang memodifikasi motornya dengan knalpot laksana corong. Terkadang berhenti di tengah jalan pakai gigi netral ngegas motor sampe pol. sampai saat ini saya belum paham apa yang mereka dapat dari itu semua. Padahal di akhir acara, banyak motor yang dituntun, tidak bisa jalan bahkan tidak bisa dinyalakan karena overheated, kepanasan akibat digeber-geber semalaman. tanpa knalpot lagi. saya cuma tersenyum saja, melihat mereka mendorong motor kesayangannya dalam keadaan rusak total. Atau dengan kumpul-kumpul sambil minum minuman keras yang beralkohol, serta tak lupa dengan iringan lagu dari sound system yang super besar dengan volume maksimum. Hilir mudik bergandengan-berboncengan dengan pasangan non mahram, bahkan ada yang lebih jauh lagi, yaitu dengan perbuatan yang... (Naudzubillahi mindzalik). Oleh karena itu, marilah kita jauhi sebisa mungkin perbuatan yang tidak bermanfaat tersebut.

Tak ada yang istimewa sebenarnya di malam pergantian tahun, sama seperti malam-malam biasanya. Hanya saja lebih ramai, lebih hiruk pikuk, lebih banyak manusia yang keluar ke jalan untuk meramaikannya. Tradisi, manusia bumi memiliki tradisi merayakan tahun baru, masehi khususnya. Walaupun di Indonesia sendiri memiliki cukup banyak tahun baru. Selain masehi manusia Indonesia masih memiliki tahun baru Hijriyah yang juga baru saja dirayakan, tahun baru China, tahun baru Saka, dan tahun baru-tahun baru lainnya. Tapi hanya di tahun baru masehi inilah semua manusia baik yang ada di bumi maupun para kosmonot di luar angkasa merayakannya.

Sekali lagi tak ada yang istimewa sebenarnya, selain pada tanggal ini kalender berwarna merah. Sama seperti hari-hari yang lainnya. Tapi mengapa begitu dinanti, begitu diharapkan. Bahkan beberapa orang menggunakan moment ini untuk mengubah diri, mengubah perilaku, agar menjadi lebih baik. Apa tidak bisa dilakukan di lain hari? atau dilakukan dari dulu-dulu? Bukankah berubah untuk menjadi lebih baik jika dilakukan lebih cepat akan semakin baik? Namanya juga manusia, suka memberi batasan pada dirinya sendiri. “Harus begini pada saat ini. Ah, belum saat ini kok, jadi kalo begini tidak apa-apa” itulah manusia. Unik memang….

Walaupun pada akhirnya sama saja, semua keinginan di awal tahun kandas bahkan tandas di pertengahan tahun, dilupakan. Dan lagi-lagi pada akhir tahun mempersiapkan keinginan-keinginan baru yang akan dilakukan di tahun berikutnya. Begitu terus menerus, walaupun pasti ada satu-dua keinginan memperbaiki diri dilakukan sepenuh hati, satu-dua diantara banyak keinginan.

Lalu sebenarnya, bagaimana sih kedudukan perayaan tahun baru menurut sudut pandang syariat? Ada 2 pendapat utama, yaitu ada yang menghalalkan dan ada yang mengharamkan.

1. Pendapat yang mengharamkan.
a. Perayaan Malam Tahun Baru Adalah Ibadah Orang Kafir


Bahwa perayaan malam tahun baru pada hakikatnya adalah ritual peribadatan para pemeluk agama bangsa-bangsa di Eropa, baik yang Nasrani atau pun agama lainnya.


Sejak masuknya ajaran agama Nasrani ke Eropa, beragam budaya paganis (keberhalaan) masuk ke dalam ajaran itu. Salah satunya adalah perayaan malam tahun baru. Bahkan menjadi satu kesatuan dengan perayaan Natal yang dipercaya secara salah oleh bangsa Eropa sebagai hari lahir nabi Isa.


Walhasil, perayaan malam tahun baru masehi itu adalah perayaan hari besar agama kafir. Maka hukumnya haram dilakukan oleh umat Islam.


b. Perayaan Malam Tahun Baru Menyerupai Orang Kafir


Meski barangkali ada yang berpendapat bahwa perayaan malam tahun tergantung niatnya, namun paling tidak seorang muslim yang merayakan datangnya malam tahun baru itu sudah menyerupai ibadah orang kafir. Dan sekedar menyerupai itu pun sudah haram hukumnya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:


Siapa yang menyerupai pekerjaan suatu kaum (agama tertentu), maka dia termasuk bagian dari mereka.


c. Perayaan Malam Tahun Baru Penuh Maksiat


Sulit dipungkiri bahwa kebanyakan orang-orang merayakan malam tahun baru dengan minum khamar, berzina, tertawa dan hura-hura. Bahkan bergadang semalam suntuk menghabiskan waktu dengan sia-sia. Padahal Allah SWT telah menjadikan malam untuk berisitrahat, bukan untuk melek sepanjang malam, kecuali bila ada anjuran untuk shalat malam.


Maka mengharamkan perayaan malam tahun baru buat umat Islam adalah upaya untuk mencegah dan melindungi umat Islam dari pengaruh buruk yang lazim dikerjakan para ahli maksiat.


d. Perayaan Malam Tahun Baru Adalah Bid`ah


Syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah syariat yang lengkap dan sudah tuntas. Tidak ada lagi yang tertinggal.


Sedangkan fenomena sebagian umat Islam yang mengadakan perayaan malam tahun baru Masehi di masjid-masijd dengan melakukan shalat malam berjamaah, tanpa alasan lain kecuali karena datangnya malam tahun baru, adalah sebuah perbuatan bid'ah yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah SAW, para shahabat dan salafus shalih.


Maka hukumnya bid'ah bila khusus untuk even malam tahun baru digelar ibadah ritual tertentu, seperti qiyamullail, doa bersama, istighatsah, renungan malam, tafakkur alam, atau ibadah mahdhah lainnya. Karena tidak ada landasan syar'inya.


2. Pendapat yang menghalalkan.
Pendapat yang menghalalkan berangkat dari argumentasi bahwa perayaan malam tahun baru Masehi tidak selalu terkait dengan ritual agama tertentu. Semua tergantung niatnya. Kalau diniatkan untuk beribadah atau ikut-ikutan orang kafir, maka hukumnya haram. Tetapi tidak diniatkan mengikuti ritual orang kafir, maka tidak ada larangannya.


Mereka mengambil perbandingan dengan liburnya umat Islam di hari natal. Kenyataannya setiap ada tanggal merah di kalender karena natal, tahun baru, kenaikan Isa, paskah dan sejenisnya, umat Islam pun ikut-ikutan libur kerja dan sekolah. Bahkan bank-bank syariah, sekolah Islam, pesantren, departemen Agama RI dan institusi-institusi keIslaman lainnya juga ikut libur. Apakah liburnya umat Islam karena hari-hari besar kristen itu termasuk ikut merayakan hari besar mereka?


Umumnya kita akan menjawab bahwa hal itu tergantung niatnya. Kalau kita niatkan untuk merayakan, maka hukumnya haram. Tapi kalau tidak diniatkan merayakan, maka hukumnya boleh-boleh saja.


Demikian juga dengan ikutan perayaan malam tahun baru, kalau diniatkan ibadah dan ikut-ikutan tradisi bangsa kafir, maka hukumnya haram. Tapi bila tanpa niat yang demikian, tidak mengapa hukumnya.


Adapun kebiasaan orang-orang merayakan malam tahun baru dengan minum khamar, zina dan serangkaian maksiat, tentu hukumnya haram. Namun bila yang dilakukan bukan maksiat, tentu keharamannya tidak ada. Yang haram adalah maksiatnya, bukan merayakan malam tahun barunya.


Misalnya, umat Islam memanfaatkan even malam tahun baru untuk melakukan hal-hal positif, seperti memberi makan fakir miskin, menyantuni panti asuhan, membersihkan lingkungan dan sebagainya.

Saya pribadi memiliki pendapat, lakukanlah hal lain yang lebih bermanfaat daripada berhura-hura dijalanan yang belum tentu keselamatan akan terjamin, menyalakan petasan - kembang api yang sama saja dengan membakar uang, ataupun mendzolimi saudara muslim yang lain dengan hingar-bingar yang semestinya mereka mendapatkan kekhusyu'an dalam qiyamullail ataupun ketenangan beristirahat di malam hari.

Sebagai kesimpulan, di malam pergantian tahun yang akan datang marilah kita waspadai bersama perbuatan-perbuatan yang tidak benar dan dilarang oleh agama.

WaLLAHU a'lam bishawab. BarakaLLAHu fiikumm... wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

sembilanpustaka

~o0o~ sembilanpustaka ~o0o~

Penulis : [RedaksiSembilan] ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Seperti Apakah "Tahun Baru" Kalian? ini dipublish oleh [RedaksiSembilan] pada hari . Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Seperti Apakah "Tahun Baru" Kalian?
 

0 komentar:

Post a Comment