Ujian, Datang Tak Diundang, Pergi Tak Permisi

Sa'ad bin Abi Waqqash berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, "Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?" Nabi Saw menjawab, "Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari)

Assalamu’alaikum WarahmatuLLAHi Wabarakatuh

ALLAH senantiasa menguji hambaNya di saat yang tidak pernah diduga sebelumnya. Tak perlu meminta ijin sebelumnya, dan pergi begitu saja setelah usai, sesuai kehendak ALLAH. Bila telah sampai pada batas waktu yang telah ditetapkan qadaruLLAH, ujian tersebut akan dicabut dan akan diganti dengan ujian lain baik berwujud kesulitan ataupun kesenangan. Dengan demikian seorang muslim akan semakin tinggi derajadnya disisi ALLAH dengan adanya ujian tersebut.

“inna akromakum ‘indAllahi atqokum”.

Dengan kata lain, dengan ujian tersebut seorang muslim akan semakin terkikis habis dosa-dosanya yang tak mampu dihapus dengan taubat kepada ALLAH saja. Manusia tingal memilih sikap terhadap ujian yang diterimanya, semua ujian telah menjadi “paket” kehidupan manusia.

Sejenak kembali kita diingatkan akan ujian ALLAH atas hambaNya, hadirnya anggota keluarga baru membawa ujian tersendiri. Semoga dengan ujian ini mampu mencapai derajad yang lebih tinggi yang tidak akan dilalui oleh setiap manusia.

Tingkatan sikap manusia terhadap ujian ALLAH:

1. Senantiasa mengeluh dan menggerutu.
Sikap yang tidak pernah ridho terhadap ujian ALLAH, baik mengeluh secara lisan ataupun perbuatan. Selalu menganggap seolah-olah ALLAH tidak pernah adil dengan ujian yang ditimpakan-Nya. (Na’udzubillah min dzalik). Atau berkata dengan “pertanyaan” yang tidak sepantasnya diucapkan seorang muslim menghadapi ujian ALLAH, seperti : “Yaa ALLAH, Apa dosa saya sehingga Engkau menimpakan ini semua”. Sesungguhnya koreksi terhadap dosa akan lebih bermanfaat dari pada melontarkan perkataan yang tidak sepantasnya tersebut. Tiada manusiapun di dunia yang tidak berdosa kecuali Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan setiap saat manusia bisa melakukan dosa baik itu dengan hati, lisan atau perbuatan.

Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya. (HR. Ath-Thabrani)

2. Bersikap sabar.
Sifat yang mulia yang satu ini terkadang tidak bisa dijalani manusia kecuali dengan adanya sedikit “pemaksaan” sehingga akhirnya setiap muslim akan merasakannya. Toh jika manusia tidak bersabar, ujian itu telah dan pasti terjadi. Jadi lebih baik memilih sabar sehingga mandapat imbalan dari ALLAH dari pada sikap menggerutu. Berlaku sabar adalah pilihan sikap yang bijak. Sungguh menakjubkan seorang muslim, jika diberi nikmat dia bersyukur dan jika ditimpa musibah dia bersabar. Dua sifat yang membawa keberuntungan.

3. Senantiasa bersyukur.
Bukan hanya ketika mendapat nikmat, rasa syukur terpanjat kepada ALLAH. Saat mendapat ujian dari ALLAH rasa syukur yang dihaturkan. Bukankan semua telah menjadi Qodlo’ dan Qodar ALLAH?

Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)

4. Ridlo atas segala sesuatu yang di dapatkan.
Tingkatan tertinggi yang dicapai manusia. Bukankah setiap manusia tidak mempunyai “hak” atas dirinya sendiri? Setiap manusia dan segala yang ada di sekelilingnya adalah milik ALLAH. Seluruh fasilitas manusia dipinjamkan ALLAH, jadi bila suatu ketika ALLAH mengambilnya maka tiada sedikitpun manusia berhak untuk memprotesnya. Ridlo dengan ujian ALLAH akan membawa pada tempat tertinggi di hadapan ALLAH. Bukankan setiap pagi dan petang telah dianjurkan membaca do’a Radhiitu billahi Rabba wabil islaami diina wabimuhammadinnabiyya wa rasulan.

Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho dengan pemberianNya maka Allah tidak akan memberinya berkah. (HR. Ahmad)

رَضيـتُ بِاللهِ رَبَّـاً وَبِالإسْلامِ ديـناً وَبِمُحَـمَّدٍ صلى الله عليه وسلم نَبِيّـاً
(ثلاثاً)

Aku rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam sebagai Nabi . (Dibaca tiga kali.)

Keterangan :

من قالها ثلاثاً حين يصبح وحين يمسي كان حقاً على الله أن يرضيه يوم القيامة . أحمد 4/ 337 والنسائي في عمل اليوم والليلة برقم 4 وابن السني برقم 68 وأبو داود 4/418 والترمذي 5/465 وحسنه ابن باز في تحفة الأخيار ص 39

”Barangsiapa yang membacanya tiga kali pada waktu pagi dan petang, maka hak Allah memberikan keridhaan kepadanya pada hari kiamat”. (HR. Ahmad 4/337, An-Nasa’i dalam ’Amalul-Yaum wal-Lailah nombor 4, Ibnu Sunni nombor 68, Abu Dawud 4/418, At-Tirmidzi 5/465, serta dihasankan oleh Ibnu Baaz dalam Tuhfatul-Akhyaar halaman 39.)

Wallahu a’lam bish showab

sembilanpustaka

~o0o~ sembilanpustaka ~o0o~

Penulis : [RedaksiSembilan] ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Ujian, Datang Tak Diundang, Pergi Tak Permisi ini dipublish oleh [RedaksiSembilan] pada hari . Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 4 komentar: di postingan Ujian, Datang Tak Diundang, Pergi Tak Permisi
 

4 komentar:

  1. panas badanku kena postingamu ini yu, wkwkw..

    ReplyDelete
  2. @Brillie : emang kenapa nak... kok sampai adem panas gitu... v^^

    ReplyDelete
  3. salam, bagus entry nya:0
    sama2 mengingat:)

    ReplyDelete
  4. @Arnamee : syukron atas ziarahnya :)

    sudah menjadi kewajiban sesama muslim untuk saling mengingatkan

    ReplyDelete