Engkau yang Kurindu di Ujung Sajadahku

Assalamu’alaikum WarahmatuLLAHi Wabarakatuh
Resah yang bergejolak di relung hati

Adalah sepenggal dari tumpukan kisah hidup yang senantiasa datang menghampiri

Berpeganglah kalian pada ayat-ayatNya

Karena disitu akan kalian dapatkan inspirasi

Karena disitu akan kalian temukan obat bagi gersangnya rasa

Sebagai penerang bagi jalan yang terasa gelap

Bismillah Hir Rahman Nir Rahim…

Pernahkah kita memperhatikan, sesungguhnya apakah yang sedang dicari oleh seorang pengembara ketika dia mengelana menembus semua belahan dunia? ataukah kita pernah sedikit merenung, sebenarnya apa yang ingin didapatkan oleh seorang pendaki gunung ketika harus bersusah payah mencapai puncak tertinggi dunia semacam mount everst? Pada hakikatnya, mereka sedang mencari kedamaian. Menelisik titik tertinggi dari sebuah pencapaian dalam hidup mereka, lalu dengan itu semua mereka akan merasa puas dan tenang karena berhasil mencapai apa yang mereka impikan selama ini.

Tapi, apakah semua pencapaian itu membuat mereka bahagia? kalau iya, kenapa mereka masih saja terus mendaki ganasnya pegunungan atau masih saja menghabiskan uang mereka untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut berulang-ulang kali ?. Bahkan demi sebuah kualitas hidup sebagai seorang pendaki, mereka rela meninggal di dinginnya pegunungaan sebagai bentuk kecintaan mereka atas apa yang mereka cari selama ini.

Jika kita memahami, sesungguhnya kebahagiaan itu takkan pernah terpuaskan jika kita hanya menjadikan DUNIA sebagai PATOKAN KEBAHAGIAAN. Seberapapun keberhasilan yang kita raih, niscaya kedamaian dan ketenangan itu takkan pernah kita temukan jika dunia masih saja menjadi alasan untuk bekerja. Dia justru akan melemahkan, dia akan menggoncangkan, dan dia akan melahirkan keserakahan untuk terus-menerus diupayakan.

Lalu dimanakah letak kebahagiaan itu ?

Saudaraku… tak perlu kita jauh-jauh mencari dimana sumber kedamaian. Tak perlu kita menghabiskan uang hanya untuk mengejar dimana kepuasaan itu berada. Sesungguhnya, ia begitu dekat dengan kita. Kita hanya butuh sedikit waktu untuk mengingat ALLAH, agar tentram mengelana dalam hangatnya rasa.

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat ALLAH. Ingatlah, hanya dengan mengingat ALLAH sajalah hati akan menjadi tentram” (QS. Ar-Rad : 28)

Bagi orang-orang beriman, mengingat ALLAH adalah bagian yang tak terpisahkan dari mereka. Ia menjadi pengobat hati yang gundah gulana, ia menjadi penguat tatkala resah mulai menggelayut, bahkan ia menjadi penyalur rasa cinta kepada ALLAH tatkala rindu itu meletup-letup didalam diri.

“Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah dengan menyebut nama ALLAH, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang” (QS. Al-Ahzab : 41-42)

Saudaraku… Terkadang kerasnya dunia membuat kita lupa untuk bersujud di pekatnya malam, kesibukan untuk mencari sesuap nasi membuat puasa menjadi sesuatu yang “mahal” harganya, bahkan sholat yang menjadi kewajiban kita hanyalah sebuah aktivitas tanpa ruh yang tidak memberikan energi bagi jiwa. Ia malah menjadi beban dan begitu berat untuk dikerjakan. Orang-orang yang lalai telah diingatkan oleh ALLAH dalam firman-Nya :

“Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (QS. Al-A’raf : 179)

Duniakah yang membuat kita lupa pada-Nya ? dengan alasan mencari kedamaian kah sampai banyak pekerjaan dakwah yang terlupakan ? Sejatinya, semua kerja-kerja kita seharusnya selalu membawa ALLAH di hati kita. Ruang dimana kita mampu merenungi sekerdil apa jiwa kita. Dia Dzat yang seharusnya kita letakkan sepenuhnya didalam jiwa kita bahkan Dialah Dzat yang seharusnya kita ingat dan kita syukuri nikmat-Nya.

“Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku niscaya AKU ingat kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku” (QS. Al-Baqarah : 152)

Adakah kebahagiaan yang paling menghangatkan sebahagia mengingat ALLAH ? adakah rasa yang paling berharga selain kecintaan yang berlimpah kepada-Nya ?

Saudaraku.. Sumber kenikmatan, kedamaian, serta kebahagiaan yang selama ini kita kejar. Sesungguhnya begitu dekat dengan kita.

Kita hanya butuh sedikit muhasabah terhadap diri-diri kita yang begitu hina, menisbahkan segala cinta dan rasa kita hanya untuk-Nya. ALLAH akan membersamai kita tatkala kita ingat kepada-Nya, ALLAH akan mengingat kita dalam diri-Nya tatkala kita mengingat-Nya dalam Jiwa kita dan ALLAH akan mengingat kita dalah suasana yang lebih baik tatkala kita mengingat-Nya pada suasana apapun.

Rasulullah SAW, bersabda :

ALLAH SWT. Telah berfirman , “Aku menurut prasangka hamba-Ku tentang Aku; Aku bersama nya bila ia mengingat-Ku. Bila ia mengingat-Ku dalam jiwanya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Bila ia mengingat-Ku ditengah khalayak, maka Aku mengingatnya ditengah khalayak yang lebih baik” (Mutafaq’alaih)

Ya…

ALLAH-lah sebaik-baiknya DZAT penolong..

DIA-lah yang akan senantiasa memberikan ruang bagi jiwa untuk menembus batas kebahagiaan yang selama ini kita cari….

Dan DIA lah yang seharusnya kita jadikan sebagai alasan kenapa kita harus belajar, bekerja, dan berkarya..

---

Untuk sebuah perenungan..

Sungguh… Engkau lah yang kurindukan tatkala jiwa ini mengelana dalam batas-batas mimpi dipekatnya malam..

Engkaulah yang kunantikan tatkala raga ini bangkit dan memercikkan air diwajahku..

Engkaulah yang kucintai tatkala gersangnya hati melanda dan bahagianya jiwa merona..

Engkaulah yang kuharapkan menjadi pengobat bagi rasa yang kering ketika tertatih-tatih mengejar dunia..

Ya..
Engkaulah yang selalu kurindu.. Diujung Sajadahku…

sembilanpustaka

~o0o~ sembilanpustaka ~o0o~

Penulis : [RedaksiSembilan] ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Engkau yang Kurindu di Ujung Sajadahku ini dipublish oleh [RedaksiSembilan] pada hari . Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 6 komentar: di postingan Engkau yang Kurindu di Ujung Sajadahku
 

6 komentar:

  1. bagus post ini..teruskan menulis..

    ReplyDelete
  2. @sayadalilah : punya anti juga tidak kalah bagusnya... :)

    ReplyDelete
  3. Anonymous1/1/10 09:44

    Aku hanya bisa menyimak,dan belajar banyak ... agar dapat menulis dengan benar serta bisa memberi manfaat bagi orang banyak. Mohon bimbingannya ...

    ReplyDelete
  4. @Anonymous : saya pun juga masih dalam taraf belajar. masih banyak majelis ilmu yang seringkali saya lewatkan karena kondisi yang tidak memungkinkan. Ya semoga saja sedikit coretan disini bisa memberimanfaat untuk yang membacanya. *amieenn*. Mungkin diluar sana ada seseorang yang lebih pantas membimbing anda dibandingkan diri yang dhaif ini dengan segala kekurangan dan keterbatasan ilmunya, bila memang berminat belajar bersama,marilah kita belajar bersama-sama dengan yang lainnya disini :)

    ReplyDelete
  5. Anonymous7/1/10 11:38

    bagus banget..izin copas...blh gk???

    ReplyDelete
  6. @Anonymous : silahkan, semoga juga bisa bermanfaat untuk yang lainnya. ^^

    nb:link SP diharapkan dapat disertakan sebagai sumber, karena SP tidak dapat mempertanggungjawabkan konten SP yang di edit-publish ulang di luar SP sehingga berbeda makna dengan naskah SP yang asli. Harap maklum :)

    -SP-

    ReplyDelete