Surat Untuk Anakku (Nanti) - Lembar 2

Surat untuk Husna Nur Annisa, nama putriku kelak)

Annisa putriku,

Saat Abi menuliskan surat ini, Abi tidak tahu apakah kelak engkau akan membacanya atau tidak. Sengaja Abi tuliskan hal ini, karena Abi sangat yakin bahwa diantara manusia yang banyak di sekitar kita, semoga ada orang-orang yang akan dapat mengambil pelajaran dari keseharian kita. Walaupun pilihan Allah terhadap kita sudah jelas, akan tetapi tetap saja Abi berharap semoga Allah menjauhkan kita dari sifat sombong dan takabur.


Ketika Abi memutuskan untuk menunaikan azzam ini, Abi menyadari bahwa cepat atau lambat kamu akan mendapatkan bahwa Abi tidak cukup punya waktu untuk membantumu belajar, bermain atau bersenda gurau sebagaimana lazimnya orang tua yang lain. Juga barangkali orang yang tidak tahu akan menyangka bahwa Abi adalah orang yang tidak peduli lagi dengan keluarganya sendiri.

Dalam keadaan seperti ini, Abi tetap merasa bahwa engkau akan mengetahui betapa Abi sayang padamu. Ketika Abi mengurusmu, Abi tidak tahu apakah Abi termasuk orang tua yang tegar atau tidak. Saat engkau sakit demam, Abi takut Allah segera memanggilmu pulang ke haribaan-Nya. Selepas berdoa untuk kesembuhanmu, Abi justru merasa malu karena tak kuasa membendung air mata yang telah menggantung ini.

Suatu saat akan engkau jumpai bahwa Abi belum pulang saat kantuk telah memelukmu erat. Dan ketika engkau bangun keesokan paginya, kita pun hanya punya sedikit waktu untuk buat persiapan aktifitas kita, yakni saat Abi berangkat kerja dan engkau pergi ke sekolah. Kalau saja bukan karena Ummi yang sering mendesak Abi dengan ‘ancamannya’ barangkali Abi tidak punya waktu meskipun hanya sebentar untuk sekedar bercakap ataupun bersendau gurau denganmu.

Maafkan Abi bila suatu saat Abi tidak memberimu waktu lapang sebagaimana kebanyakan anak sebayamu mendapatkannya. Bila Abi tidak sedang keluar di tempat lain atau di kota lain, engkau dapati Abi sibuk dengan banyak urusan di kampung kita atau sekitarnya. Meskipun demikian Ummi biasanya selalu tahu kemana Abi pergi.

Barangkali engkau menyangka bahwa Abi terlalu keras dalam mendidikmu lewat Ummi. Engkau harus cukup merasa puas dengan cerita teman-temanmu di sekolah tentang tayangan televisi kegemaran anak-anak sebayamu. Engkau juga belajar merasa puas dengan sedikitnya bekal ketika sekolah. Akan tetapi barangkali inilah yang terbaik yang dapat Abi berikan untuk menjadikanmu tegar dan mandiri pada suatu hari nanti dengan ijin Allah.

Abi yakin bahwa Allah selalu menepati janji-Nya. Dia terlalu agung untuk mengingkari janji-janjiNya. Dia Rabb kita yang Maha Pemelihara, Maha Kaya lagi Maha Memberi. Dan bila Abi memutuskan bahwa dakwah adalah kerja utama keluarga kita, itupun karena Abi yakin dengan ketetapan-Nya yang sempurna. Dan bila abi tetap bekerja sebagai buruh, itupun karena Abi yakin bahwa dengan cara inilah dakwah boleh diusahakan sesuai dengan kemampuan kita. Allah ‘menghantar’ kita ke tempat kita tinggal saat ini sebagaimana Dia mengutus nabi dan rasul-Nya kepada kaumnya.

Barangkali engkau memendam banyak cerita tentang kesulitan yang timbul di dalam keluarga kita akibat kerja ini. Barangkali juga engkau telah merekam banyak kejadian yang menyedihkanmu karena bertambahnya kesibukan yang berhubungan dengan dakwah. Namun demikian, hendaknya engkau selalu ingat bahwa Allah swt selalu memberikan kesusahan kepada orang-orang sebelum kita yang dicintai-Nya. Dengannya Allah swt menurunkan sifat-sifat yang bila seseorang memilikinya maka dapat dipastikan bahwa Allah bersamanya. Bukankah Allah bersama orang yang sabar, Allah bersama orang yang takwa, Allah bersama orang yang ikhlas? Sifat-sifat seperti itulah yang Dia hendak turunkan kepada kita dan para keluarga da’i-Nya di seluruh alam.

Annisa, jaga dirimu baik-baik ya nak. Abi tidak melupakan kerja besar yang telah engkau buat beberapa tahun yang lalu, yang justru engkau raih pada saat Abi tidak bersamamu. Abi tidak tahu hikmah yang bagaimana yang telah Allah berikan kepadamu. Saat engkau belum lagi akil baligh, namun Allah telah memberimu satu cahaya yang dapat menerangi orang yang ada dalam kegelapan. Abi bersyukur kepada Allah atas karunia ini. Abi bangga memilikimu, nak.

Maka bila engkau dalam kesusahan, janganlah engkau mengadukannya kepada siapapun sebelum engkau datang kepada Allah. Bila engkau merasa sakit, janganlah engkau berobat sebelum engkau ‘menanyakan’ sakitmu kepada Rabb-mu. Bila engkau dalam kekurangan, perbaikilah amal-amalmu, dengan demikian Allah akan mencukupkanmu bahkan melebihkanmu dengan apa saja yang disukai-Nya bagimu.

Selalulah berdoa agar Allah melimpahkan kekuatan dan bantuan-Nya bagi Abi dalam menolong agama-Nya. Insya Allah Abi terus belajar dalam mengikuti contoh teladan kita, Nabi Muhammad saw. Doakan juga kebaikan bagi Ummi. Semoga Allah mencatatmu sebagai anak yang berbakti kepada kedua orangtuamu, dengan kesempurnaan birrul walidain-mu hingga Dia sendiri ridho kepadamu dan ridho kepada Abi dan Ummi, kedua orangtuamu. Subhanallah... Amieenn...

sembilanpustaka

~o0o~ sembilanpustaka ~o0o~

Penulis : [RedaksiSembilan] ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Surat Untuk Anakku (Nanti) - Lembar 2 ini dipublish oleh [RedaksiSembilan] pada hari . Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Surat Untuk Anakku (Nanti) - Lembar 2
 

0 komentar:

Post a Comment